Senin, 21 Juli 2025

Lima Kebodohan Modern Yang Dinormalisasi

Artikel ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat kira sekarang. Sila simak baik2.

*Lima Kebodohan Modern Yang Dinormalisasi*

Di zaman serba cepat ini, kebodohan bukan lagi musuh. Ia justru dirayakan, dibagikan, bahkan dijadikan identitas.

Dalam The Death of Expertise, Tom Nichols mencatat fenomena meningkatnya kepercayaan diri publik dalam isu-isu kompleks yang sebenarnya mereka tidak pahami. Menurutnya, kebodohan kini tidak lagi disembunyikan, tapi diklaim sebagai bentuk “kebebasan berpikir”. Sedangkan Neil Postman dalam Amusing Ourselves to Death menyebut bagaimana hiburan telah merusak kedalaman berpikir publik. Bauerlein menambahkan, anak muda lebih memilih scrolling dibanding membaca buku, walau akses terhadap ilmu sudah terbuka lebar.

Di dunia digital saat ini, kita terbiasa melihat seseorang bicara panjang soal sains, ekonomi, bahkan filsafat, padahal baru saja menonton video berdurasi 30 detik. Komentar-komentar yang yakin tapi kosong memenuhi kolom diskusi. Tidak ada proses berpikir, hanya pengulangan tren. Anehnya, ini tidak dianggap masalah. Malah sering dipuji: “Setidaknya dia berani bicara.” Tapi berani bicara tanpa berpikir bukan keberanian, melainkan bentuk baru dari kebodohan yang kita anggap biasa saja.

Si Lima itu adalah:
*1. Mengganti Pengetahuan dengan Opini*
Makin banyak orang percaya bahwa opini yang kuat sama berharganya dengan fakta yang benar. Padahal keduanya sangat berbeda. Dalam The Death of Expertise, Nichols menjelaskan bahwa publik kini menolak otoritas keilmuan. Bukan karena punya argumen, tapi karena merasa punya hak untuk tidak percaya. Misalnya, ketika dokter menjelaskan soal vaksin, lalu dibantah oleh seseorang yang hanya membaca status Facebook temannya. Ini bukan demokrasi berpikir, tapi ilusi kesetaraan intelektual.

*2. Menyukai Ringkasan tapi Menolak Proses*
Orang ingin tahu hasil akhir tapi malas membaca keseluruhan. Ingin paham sejarah, tapi tak tahan membaca lebih dari dua paragraf. Ingin pintar, tapi tak tahan dengan kerumitan. Inilah yang dikritik Neil Postman. Dalam masyarakat yang terlalu mengandalkan hiburan, kesabaran berpikir jadi rusak. Kita tidak lagi mendalami, hanya sekadar tahu permukaan. Akibatnya, pandangan jadi rapuh, tidak siap terhadap pertanyaan kritis.

*3. Bangga pada Ketidaktahuan*
Ungkapan seperti “aku orangnya simple aja, gak suka mikir yang ribet” sering terdengar seolah itu kelebihan. Padahal itu bentuk perayaan ketidaktahuan. Di masa lalu, orang malu jika tidak tahu. Sekarang, mengaku tidak tahu malah dianggap jujur dan rendah hati, walaupun setelah itu tidak juga belajar. Bauerlein menyebut ini sebagai bentuk pembiaran budaya malas intelektual.

*4. Meremehkan yang Mendalam dan Merayakan yang Instan*
Konten reflektif, panjang, dan mengajak berpikir sering dianggap “tidak menarik” atau “gak relate”. Sebaliknya, video dangkal dengan edit cepat dan suara keras justru viral. Ini bukan salah algoritma semata, tapi cerminan selera publik. Kita mulai terbiasa dengan kecepatan, lalu menganggap lambat itu tidak cerdas. Padahal banyak kebijaksanaan hidup justru datang dari proses berpikir yang dalam dan lama.

*5. Menyamakan Viral dengan Valid*
Ketika satu pandangan diulang banyak orang, ia mulai dianggap benar. Tak peduli apakah data dan logikanya kuat. Fenomena ini semakin kuat di media sosial. Apa yang populer dianggap bermutu. Apa yang sepi dianggap keliru. Ini membuat orang takut berpikir berbeda. Lalu akhirnya semua hanya menyalin suara mayoritas, bukan karena setuju, tapi karena takut terlihat bodoh. Ironisnya, inilah bentuk kebodohan kolektif paling berbahaya.

Kita sedang hidup di era di mana kebodohan bukan lagi tersembunyi, tapi tampil percaya diri. Dan jika tidak hati-hati, kita ikut menormalisasikannya. Menjadi pintar bukan tentang tahu lebih banyak, tapi tentang mau berpikir lebih dalam. Dan itu butuh waktu, kesabaran, dan keberanian melawan arus dangkal.

Pernahkah kamu merasa pendapatmu berbeda dari mayoritas, tapi ragu mengungkapkannya?

#coppasaja

Selasa, 19 Maret 2024

Doa Doa Orang Berpuasa Sangat Mustajabah


حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سَعْدَانَ الْجُهَنِيِّ عَنْ سَعْدٍ أَبِي مُجَاهِدٍ الطَّائِيِّ وَكَانَ ثِقَةً عَنْ أَبِي مُدِلَّةَ وَكَانَ ثِقَةً عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ دُونَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ بِعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Artinya :
_"Ada tiga orang yang tidak akan ditolak do'anya; imam yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka dan do'a orang yg teraniaya. Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat."_ [HR. Ibnu Majah No.1742].

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1.  Do'a merupakan permohonan seorang hamba kepada Rabbnya ketika menginginkan sesuatu. Ada yang terkabul dengan cepat, ada yang lama, dan ada pula do'a yang ditolak Allah dan tidak kunjung dikabulkan sepanjang hidupnya.
Ketika berdo'a kita kerap harap-harap cemas apakah do'anya akan dijawab. Manusia hanya bisa berdo'a dan berharap, namun keputusan terkabul atau tidak tetap Allah yang menentukan.

2.  Kita sering  mendengar istilah DUIT (do'a, usaha, ikhtiar dan tawakal). Dalam hadits shahih tersebut Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menuturkan bahwa _"Ada tiga orang yg tak akan ditolak do'anya; (1) imam yg adil, (2) orang yg berpuasa hingga berbuka dan (3) do'a orang yang teraniaya."_

3.  Betapa strategisnya do'a orang yang berpuasa dan terlebih pada saat bulan Ramadhan. Ada empat faedah keutamaan do'a diantaranya:
(1) Do'a merupakan bentuk ibadah kepada Allah Subhanahi Wa Ta'ala, sehingga seseorang yang selalu berdo'a, ketahuilah, bahwa dia adalah orang yang dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan meyakini akan kekuasaan-Nya.
(2) Dengan berdo'a dikabulkannya permintaan, bisa dalam bentuk penganugrahan berupa kebaikan ataupun tolak bala/bahaya dan keburukan.
(3) Menabung pahala di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala apabila permintaan atau permohonannya belum dikabulkan semasa di dunia. Hal ini merupakan tabungan paling berguna serta paling baik.
(4) Dengan do'a berarti memurnikan ketauhidan, dan memutuskan segala bentuk ketergantungan kepada unsur kebendaan yang bersifat duniawi semata.

4.  Untuk itulah bulan suci Ramadhan merupakan momentum bulan untuk kita berdo'a serta terkabulnya sebuah doa. Maka perbanyaklah berdo'a dan mintalah dengan kesungguhan hati. 

5.  Ada banyak waktu mustajabah pada bulan suci Ramadan ini yang dipandang terkabulnya sebuah do'a, yakni sebelum adzan Magrib saat waktu yang paling agung dan tepat untuk berdo'a, yaitu sebelum berbuka puasa. Demikian juga waktu sahur merupakan saat yang paling baik untuk berdo'a.

6.  Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, _“Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.”_ [Al Majmu’, 6/375] 
Imam An-Nawawi rahimahullah juga mengatakan pula, _“Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”_
Semoga Allah memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amalan sholih di bulan Ramadhan.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

Secara umum Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdo'a, memohon dan memelas kepada-Nya. Allah juga telah menjanjikan akan mengabulkan permohonan hamba tersebut;

ﺍﺩْﻋُﻮﻧِﻲ ﺃَﺳْﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُﻭﻥَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺩَﺍﺧِﺮِﻳﻦَ ۞

_“Berdo'alah kepadaKu, Aku akan kabulkan do'a kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”_ (QS. Ghafir: 60).

Kunjungan mulai 2022

Click to see detail of visits and stats for this site