kegalauan adalah fitrah atau sifat bawaan bagi makhluk yang bernama manusia, setiap manusia pasti pernah merasakannya sebab ia diciptakan dalam keadaan berkekurangan dan banyak berkeinginan, hanya saja yang membedakan mereka adalah dalam menyikapi rasa galau itu. Menurut hemat saya galau itu terbagi menjadi tiga golongan, pertama galau yang menyerang fisik, kedua galau yang menyerang psikis dan yang ketiga adalab galau yang menyerang spiritual. Galau yang menyerang fisik misalkan karena jatuh dari tangga dan menyebabkan sakit yang berkepanjangan atau menyebabkan cidera anggota badan. Galau psikis misalnya seseorang yang sedang merasakan jatuh cinta namun belum mendapatkan respon dan jawaban dari sang idaman yang ia harapkan. Dan yang ketiga galau spiritual misalnya sedang tidak khusyu dalam berzikir atau tidak merasakan nikmatnya ibadah. Galau fisik dan psikis biasanya dialami oleh hampir semua manusia, namun galau spiritual biasanya hanya dialami oleh oarang-orang tertentu yang hatinya kurang puas atas hasil spiritual yang ia lakukan.
Namun apapun jenisnya galau, mau tidak mau kita pasti merasakannya, oleh karenanya bagaimana kita menyikapi hal itu supaya menjadi energi positif untuk kelanjutan hidup kita.
sesungguhnya agama Islam jauh sebelumnya telah mengajarkan ummatnya pelajaran dan solusi dalam menyikapi akan hal ini. Mari kita lihat Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
ayat ini mungkin mengajari kita bahwa manusia itu mempunyai sifat sedih, kesedihan yang terus menurus alias berkepanjangan tentu saja sangat tidak baik untuk mengarungi kehidupan selanjutnya. sedih itu boleh saja asal sewajaranya karena kita tidak dapat menghindar darinya dan itu sudah menjadi fitrah seiring manusia itu hidup. Kembali lagi bahwa ayat di atas itu sebetulnya hendak menyadarkan kita yang sering lupa bahwa sesungguhnya di balik semua ini ada Allah yang menciptakan rasa galau kedalam hati manusia, untuk apa? tentu supaya manusia senantiasa mengingatNya, Karena Allah lah yang menciptakan kegalauan maka Ia pula yang menghilangkannya, tinggal kita mau atau tidak mengingat Allah, bukankah dalam ayat lain Allah berfirman sesungguhnya dengan mengingat Allah niscahaya hati ini akan menjadi tenang. lalu siapakah orang-orang yang dikatakan dalam ayat itu "sesungguhnya Allah bersama kami" mari kita lihat Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).
ketika kegalauan itu menimpa maka hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah bersabar, karena dengan kesabaran itulah manusia akan dapat menghadapinya dengan tenang, kesabaran itu dapat menolong setiap kesulitan, dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, orang yang mengawali kegalauannya dengan kesabaran itulah yang akan bersama rahmat kasih sayang Allah, innama assobru 'inda sodmatil uulaa wa innama yuwaffa assoobiruuna ajruhum bighairi hisaab. bersambung....
Bicara bukan sekedar membunyikan suara dari mulut. Bicara bisa diaplikasikan dengan menulis, menjadikan orang yang menerima pesan mengerti apa maksud kita. ولا تموتن الا و انتم كاتبون PANTANG MENINGGAL SEBELUM BERKARYA (AMY) الخط يبقى زمانا بعد صاحبه # وكاتب الخط تحت الأرض مدفون Buku akan kekal sepanjang masa, sementara penulisnya hancur terkubur di perut bumi.
Jumat, 21 September 2012
Solusi galau bag 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
the statements and comments are will be a very useful in all