Senin, 02 Januari 2012

Pemandangan Papua

Mau makan di restoran Padang
Bukan berarti harus ke Padang
Cukup ada di sini
Dekat kita  sendiri
Kita tinggal menikmati
Mau makan nasi gudeg Yogya
Bukan berarti harus ke Yogya
Cukup ada di sini
Dekat kita sendiri
Kita tinggal menikmati
Pemandangan (Laut Papua) dari Skyland
 (hampir tiap minggu kita melewati jalan skyland (satu-satunya jalan)
Jayapura City
Ini adalah pemandangan Kota Jayapura dari sebuah bukit di Jayapura yg di sebut "Jayapura City". kenapa "Jayapura City"?? karena di bukit itu ada Tulisan "Jayapura City" di atasnya dan tentu saja karena dari atas sana kita bisa melihat kota Jayapura secara keseluruhan.
Pemandangan Danau Sentani dilihat dari Mc Arthur
lagu berjudul semua ada di sini yang dinyanyikan Eno Lerian di atas sangat pas jika kita sedang berada di kota Jayapura. Jayapura adalah daerah di Nusantara yang paling jauh dengan kota yogya, tetapi urusan makanan insyallah semua ada di jayapura, bayangkan dari gudeg yogya sampai konro makasar, dari soto lamongan sampai soto makasar, dari kwitiau sampai batagor, mie ayam sampai mie bakso, dari bakso jawa sampai bakso solo, dari keripik singkong sampai keripik keladi semuanya ada di Jayapura. Luar biasa bukan, makanya kawan-kawanku yang mau berlibur ke Jayapura tidak usah hawatir, apapun kesukaan anda insyallah ada di sana, yang penting sediakan kocekan (doku) yang banyak, sebab harganya bisa jauh lebih tinggi bahkan bisa tiga kali lipat. Di samping makanan, jayapura juga mempunyai pemandangan alami yang indah menakjubkan, salah satu tempatnya yaitu skyland, gratis tingal duduk santai sambil minum es kelapa yang dijual di setiap pinggiran jalan anda sudah dapat merasakan nikmatnya pemandangan alam Indonesia yang berada di Jayapura, dan selain itu masih banyak lagi loch. Selamat mencoba ya.....
Masjid yang dibangun Presiden Soeharto


Kabupaten Sentani dilihat dari Mc Arthur


Tugu Mc Arthur (Jayapura), saksi bisu bangsa mengusir penjajah jepang



https://www.facebook.com/media/set/?set=a.281928785150810.77219.100000010736097&type=1



Pengalaman Dakwah


Pada tahun 1993M kami mengawali pendidikan di Madrasah az-Zahidiyah pimpinan Hj. Ramdan dan memulai Sekolah Dasar di SD Kebon-Jati II kota Sukabumi. Pada akhir tahun 1999 M kami bertekad migrasi ke kota Bogor untuk melanjutkan studi tingkat sanawiah, tepatnya di kecamatan Lw. Liang. Kemudian melanjutkan ke tingkat aliah di Jl. Senopati  Dalam, Jakarta Selatan. Kedua sekolah tesebut yaitu Pon-Pes Daarul-Rahman yang dipimpin oleh Prof. KH. Syukron Ma’mun. setelah lulus aliyah kami mengabdikan diri di Pon-Pes tersebut selama satu tahun. Kemudian pada pertengahan tahun 2007 M kami menempuh studi strata I di Lebak Bulus, Pasar Jum’at, tepatnya di Institut Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (IPTIQ) Jakarta, dengan mengambil konsentrasi Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuluddin sampai awal tahun 2011 M. Disamping itu kami juga menjadi mahasantri Darus-Sunnah High Institute for Hadith Sciences Ciputat  yang dipimpin oleh guru mulia Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Ya’kub, MA. Selama empat tahun disana kami banyak mengunduh Hadis dan Ilmu Hadis.
Setelah menyandang dua gelar sarjana yaitu di IPTIQ dan Darus-Sunnah, kami mengabdi di masyarakat  lewat program Darus-Sunnah mengirim dai ke Papua. Pada tanggal 29 September 2011/ bulan Ramadhan silam menjadi awal dakwah kami di Papua. Keberangkatan kami ke Papua ternyata menghadapi beberapa kendala teknis dari pesawat yang delay selama satu jam di bandara S-H sampai pesawat yang delay tujuh jam di bandara Makassar, namun hal ini terobati oleh teman-teman yang menyambut kedatangan kami dengan ramah dan bahagia di bandara Sentani Jayapura.
Ramadhan tahun ini menjadi sangat istimewa bagi kami. Sebab, ini adalah Ramadhan pertama kami menjalani lakon utusan Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Ya’kub, MA. sebagai dai di tengah-tengah masyarakat berkulit hitam dan berambut kriting tersebut. Kami mulai aktif berdakwah dari mushalla ke mushalla, dari Masjid ke Masjid dan majelis taklim disekitar Kotaraja, Abepura, Abepantai dan Kota Jayapura.
Alhamdulillah dari perjalanan dakwah tersebut nama kami mulai dikenal sehingga jadwal Ramadhan kami agak padat hingga hutbah Ied Adha yang masih beberapa bulan sudah terjadwal, sekali lagi Alhamdulillah.
Diantara aktifitas yang sudah kami lalukan selama kurang-lebih dua bulan ini adalah mengisi kuliah Ramasdhan setiap subuh di tempat pertama kami tinggal yaitu Masjid Fajrul Islam Kotaraja Jayapura selama bulan Ramadhan, mengisi ceramah Ramadhan di beberapa masjid dan  Majelis Taklim, mengisi ceramah Nuzulul Qur’an di beberapa masjid dan majlis taklim diantaranya di Masjid Polda Jayapura bersama bapak Kapolda papua, mengisi hutbah Ied Fitri di Masjid Raya Jayapura. Mengisi acara halal-bihalal di beberapa Masjid dan  Majelis Taklim.
Ada suasana yg membuat kami bahagia yaitu duduk bersama anak-anak yatim dan para dhuafa ketika mamberikan ceramah Bak-Sos yang diadakan oleh mahasiswa STAIN al-Fattah Jayapura dan ketika menghadiri anjangsana di pondok-pesantren  dekat perbatasan. Inilah dari beberapa aktifitas dakwah yang telah kami lakukan di Jayapura.
Kami berpendapat bahwa berdakwah tidak mesti  terbatas di atas mimbar, dipanggung atau diundang  ke suatu pengajian saja. Segala tempat dan cara di bumi ini bisa dijadikan media dakwah untuk menyebarkan Islam dan memperdalam keislaman jamaah. Selain berdakwah secara langsung kepada sasaran dakwahnya, dalam arti bertatap muka, kami pun kerap berdakwah melalui media yaitu menulis beberapa artikel di media massa, beberapa tulisan kami sempat masuk di koran Bintang Papua selama bulan Ramadhan. Sampai ada beberapa acara televisi dan radio lokal mengundang kami untuk siaran/ isi ceramah, namun karena jadwal yang sudah ditentukan maka kami tidak bisa menghadirinya.
Adapun aktifitas kami sekarang yaitu mengajarkan al-Quran, mengisi ceramah dan pengajian bulanan dan hutbah Jum’at serta mengadakan acara tahlilan atau bakar kemenyan diselingi ceramah setip minggu, dan yang paling utama adalah menjadi Imam tetap di masjid Nurul Iman  PT.PLN kota Jayapura sekaligus membuat dan mengisi Buletin Jum'at di masjid tersebut. 
Medan dakwah yang kami tempuh sesungguhnya adalah perjuangan yang panjang dan masih jauh dari kesempurnaan sebab kami merasakan bahwa dakwah kami baru menyentuh kalangan pendatang yang matoritas muslim sedangkan dari masyarakat asli Papua sedikit sekali yang sampai, sebab di Jayapura ini penduduk aslinya mayoritas beragama Nasrani dan masih legalnya khamr oleh karenanya kami mesti hati-hati. Medan dakwahpun semakin sukar karena suasana Papua yang sedang tidak kondusif hususnya di Jayapura (tentang kemerdekaan Papua) dan ditambah dengan banyaknya para dai yang datang membawa hizb mereka masing-masing sehingga tidak sedikit golongan ekstrim memojokan golongan yang lain, namun hal ini tidak memacu kami untuk mundur apalagi putus asa, karena dakwah adalah cita-cita yang mulia wa man ahsanu qaulan mimman da’â ilallah.
Kami berharap dakwah ini dapat kami pikul secara optimal sebab, dakwah adalah amal warisan para Rasul dan karena  adanya dakwah kita dapat mengenal Allah swt, kami teringat pesan guru kami tercinta Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA yang selalu mengutip ayat al-Quran yaitu  in tansurullah yansurkum dan Hadis Nabi yang berbunyi laayyahdiyallahu bika rajulan wahidan khairun laka min ad-dunya wa ma fiha. Alhamdulillah banyak sekali ajaran beliau yang kami kutip dan kami sampaikan di mushalla, masjid dan majlis taklim sehingga banyak jamaah yang tertarik bertanya kepada kami tentang ilmu-ilmu keislaman, seputar pondok pesantren dan guru-guru kami. sampai para jamaah memanggil kami dengan panggilan ustadz atau dai, walaupun kami belum pantas dan belum siap untuk menyandang gelar ustadz atau dai yang begitu mulia itu. Kami hanya bisa ucapkan kepada guru kami “terimakasih” dan “Addabani wa allamani syaikhi Ali Mustafa Ya’kub fa ahsanat da’wati”.
isyaratmu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

the statements and comments are will be a very useful in all

Kunjungan mulai 2022