Pada tahun 1993M kami mengawali pendidikan
di Madrasah az-Zahidiyah pimpinan Hj. Ramdan dan memulai Sekolah Dasar
di SD Kebon-Jati II kota Sukabumi. Pada akhir tahun 1999 M kami bertekad
migrasi ke kota Bogor untuk melanjutkan studi tingkat sanawiah,
tepatnya di kecamatan Lw. Liang. Kemudian melanjutkan ke tingkat aliah di Jl. Senopati Dalam, Jakarta Selatan. Kedua sekolah tesebut yaitu Pon-Pes Daarul-Rahman yang dipimpin oleh Prof. KH. Syukron Ma’mun. setelah lulus aliyah kami mengabdikan diri di Pon-Pes tersebut selama satu tahun. Kemudian pada pertengahan tahun
2007 M kami menempuh studi strata I di Lebak Bulus, Pasar Jum’at,
tepatnya di Institut Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (IPTIQ) Jakarta,
dengan mengambil konsentrasi Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuluddin
sampai awal tahun 2011 M. Disamping itu kami juga menjadi mahasantri Darus-Sunnah High Institute for Hadith Sciences Ciputat yang dipimpin oleh guru mulia Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Ya’kub, MA. Selama empat tahun disana kami banyak mengunduh Hadis dan Ilmu Hadis.
Setelah menyandang dua gelar sarjana yaitu di IPTIQ dan Darus-Sunnah, kami mengabdi di masyarakat lewat program Darus-Sunnah mengirim dai ke Papua. Pada tanggal 29 September 2011/ bulan Ramadhan silam menjadi awal
dakwah kami di Papua. Keberangkatan kami ke Papua ternyata menghadapi
beberapa kendala teknis dari pesawat yang delay selama satu jam di
bandara S-H sampai pesawat yang delay tujuh jam di bandara Makassar,
namun hal ini terobati oleh teman-teman yang menyambut kedatangan kami
dengan ramah dan bahagia di bandara Sentani Jayapura.
Ramadhan tahun ini menjadi sangat istimewa bagi kami. Sebab, ini adalah Ramadhan pertama kami menjalani lakon utusan Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Ya’kub, MA. sebagai dai di tengah-tengah masyarakat berkulit hitam dan berambut kriting tersebut. Kami mulai aktif berdakwah dari mushalla ke mushalla, dari Masjid ke Masjid dan majelis taklim disekitar Kotaraja, Abepura, Abepantai dan Kota Jayapura.
Alhamdulillah
dari perjalanan dakwah tersebut nama kami mulai dikenal sehingga jadwal
Ramadhan kami agak padat hingga hutbah Ied Adha yang masih beberapa
bulan sudah terjadwal, sekali lagi Alhamdulillah.
Diantara
aktifitas yang sudah kami lalukan selama kurang-lebih dua bulan ini
adalah mengisi kuliah Ramasdhan setiap subuh di tempat pertama kami
tinggal yaitu Masjid Fajrul Islam Kotaraja Jayapura selama bulan Ramadhan,
mengisi ceramah Ramadhan di beberapa masjid dan Majelis Taklim,
mengisi ceramah Nuzulul Qur’an di beberapa masjid dan majlis taklim
diantaranya di Masjid Polda Jayapura bersama bapak Kapolda papua,
mengisi hutbah Ied Fitri di Masjid Raya Jayapura. Mengisi acara
halal-bihalal di beberapa Masjid dan Majelis Taklim.
Ada suasana yg membuat kami bahagia yaitu duduk bersama anak-anak yatim dan para dhuafa ketika mamberikan ceramah Bak-Sos
yang diadakan oleh mahasiswa STAIN al-Fattah Jayapura dan ketika
menghadiri anjangsana di pondok-pesantren dekat perbatasan. Inilah dari beberapa aktifitas dakwah yang telah kami lakukan di Jayapura.
Kami berpendapat bahwa berdakwah tidak mesti terbatas di atas mimbar, dipanggung atau diundang ke suatu pengajian saja. Segala tempat dan cara di bumi ini bisa dijadikan media dakwah untuk menyebarkan Islam dan memperdalam keislaman jamaah. Selain berdakwah secara langsung kepada sasaran dakwahnya, dalam arti bertatap muka, kami pun kerap berdakwah melalui media yaitu menulis
beberapa artikel di media massa, beberapa tulisan kami sempat masuk di
koran Bintang Papua selama bulan Ramadhan. Sampai ada beberapa acara
televisi dan radio lokal mengundang kami untuk siaran/ isi ceramah,
namun karena jadwal yang sudah ditentukan maka kami tidak bisa
menghadirinya.
Adapun
aktifitas kami sekarang yaitu mengajarkan al-Quran, mengisi ceramah dan
pengajian bulanan dan hutbah Jum’at serta mengadakan acara tahlilan
atau bakar kemenyan diselingi ceramah setip minggu, dan yang
paling utama adalah menjadi Imam tetap di masjid Nurul Iman PT.PLN kota
Jayapura sekaligus membuat dan mengisi Buletin Jum'at di masjid
tersebut.
Medan
dakwah yang kami tempuh sesungguhnya adalah perjuangan yang panjang dan
masih jauh dari kesempurnaan sebab kami merasakan bahwa dakwah kami
baru menyentuh kalangan pendatang yang matoritas muslim sedangkan dari
masyarakat asli Papua sedikit sekali yang sampai, sebab di Jayapura ini
penduduk aslinya mayoritas beragama Nasrani dan masih legalnya khamr
oleh karenanya kami mesti hati-hati. Medan dakwahpun semakin sukar
karena suasana Papua yang sedang tidak kondusif hususnya di Jayapura
(tentang kemerdekaan Papua) dan ditambah dengan banyaknya para dai yang
datang membawa hizb mereka masing-masing sehingga tidak sedikit
golongan ekstrim memojokan golongan yang lain, namun hal ini tidak
memacu kami untuk mundur apalagi putus asa, karena dakwah adalah
cita-cita yang mulia wa man ahsanu qaulan mimman da’â ilallah.
Kami berharap dakwah ini dapat kami pikul secara optimal sebab, dakwah adalah amal warisan para Rasul dan karena adanya dakwah kita dapat mengenal Allah swt, kami teringat pesan guru kami tercinta Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA yang selalu mengutip ayat al-Quran yaitu in tansurullah yansurkum dan Hadis Nabi yang berbunyi laayyahdiyallahu bika rajulan wahidan khairun laka min ad-dunya wa ma fiha.
Alhamdulillah banyak sekali ajaran beliau yang kami kutip dan kami
sampaikan di mushalla, masjid dan majlis taklim sehingga banyak jamaah
yang tertarik bertanya kepada kami tentang ilmu-ilmu keislaman, seputar
pondok pesantren dan guru-guru kami. sampai para jamaah memanggil kami
dengan panggilan ustadz atau dai, walaupun kami belum pantas dan belum
siap untuk menyandang gelar ustadz atau dai yang begitu mulia itu. Kami
hanya bisa ucapkan kepada guru kami “terimakasih” dan “Addabani wa allamani syaikhi Ali Mustafa Ya’kub fa ahsanat da’wati”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
the statements and comments are will be a very useful in all